1

Cerita anak Islami Cerita Anak Dan Ayah Yang Mengharukan 


 Ada seorang anak dan seorang ayah yang sehari-hari pekerjaannya memunguti sampah dari pasar yang kemudian di jual ke sebuah lapak yang jaraknya berdekatan dengan lokasi pasar. Suatu pagi sang ayah seperti biasanya bangun lebih dulu pukul 3 pagi untuk bergegas shalat Tahajjud. Sang ayah adalah seorang muslim yang taat, Walau penghasilannya tidak seberapa, namun sang ayah sangat rajin sekali bersedekah setiap pagi nya.

Sebelum sang ayah berangkat untuk memunguti sampah atau barang bekas yang bisa dijual kembali ke lapak, Si ayah masih sempat memberikan nasi bungkus yang sengaja ia belikan dan diberikan sebagai sedekah kepada kawan-kawan pemulungnya yang lain.

Walau hidup serba kekurangan, namun jiwa kedermawanan si ayah untuk menyedekahkan sebagian kecil dari harta yang mereka miliki, menjadikan anaknya ingin meniru apa yang ayahnya perbuat. Si anak dengan rajin pula membantu orang-orang yang punya toko di pasar untuk membersihkan atau sekedar merapihkan toko mereka sebelum mereka buka toko di pagi hari. Setelah itu si anak langsung berangkat ke sekolah.

Dari uang yang ia peroleh dari hasil membersihkan toko, atau mengangkut barang, si anak juga rajin menyisihkan uangnya untuk ia tabung demi sekolahnya dan ia sisihkan juga untuk bersedekah kepada orang-orang yang tidak mampu yang berada sangat dekat dengan lingkungannya.

Suatu ketika, si anak dan sang ayah pergi bekerja setelah melaksanakan ibadah shalat shubuh berjamaah di mesjid, hingga di perjalanan menuju pasar, si anak bertanya kepada sang ayah. "Ayah, apakah Allah melihat kita menyedekahkan uang yang kita miliki kepada orang yang tidak mampu?", kemudian si ayah menjawab "Betul nak, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Allah Pasti melihat apa yang Hamba-hambaNya kerjakan di dunia ini. Jika kita berbuat kebaikan maka akan dibalas dengan pahala kebalikan, begitu juga sebaliknya." Ayahnya sangat senang anaknya bertanya demikian.

Lalu si anak kembali bertanya "Lalu kenapa Allah tidak memberikan pahala kebaikan itu di dunia?, kenapa kita terus menerus miskin ayah?". Si ayah berhenti  melangkah sejenak dan membungkuk, lalu menatap dengan tatapan bangga kepada si anak. "Nak, percayalah....jika kita berbuat kebaikan di dunia ini, maka Allah akan siapkan pahala bagi kita, dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kita kerjakan. Sesungguhnya amalan kita bisa saja dibalas di dunia, atau bisa saja Allah siapkan nanti di akhirat. Jadi janganlah kamu bersedih nak, teruslah berbuat kebaikan kepada sesama di dunia ini" jawab sang ayah dengan sangat arif dan bijaksana.

Si anak mendengar penjelasan sang ayah sangat bangga, bahwa ia memiliki seorang ayah yang sangat baik, berbudi luhur dan mengajarkan tentang kebaikan pada dirinya. Kelak jika ia dewasa, si anak bercita-cita ingin membahagiakan kedua orang tuanya ini.

Sesampainya di pasar, sang anak berpisah dengan ayahnya. Si anak pergi membantu menjaga toko dan mengangkat barang-barang. Sedangkan si ayah pergi berkeliling pasar untuk memunguti sampah ataupun menjadi kuli angkut pasar.

Hari bergeser menuju terik matahari. Jam pun menunjukkan di jam 12-an. Adzan zuhur berkumandang. Sang ayah yang sedari tadi beristirahat dan sudah bersih-bersih, bergegas menuju Masjid yang ada di dekat pasar tersebut.

Sambil berjalan di tepi jalan, tiba-tiba ada sebuah sedan eropah yang oleng jalannya dan berjalan cepat menuju trotoar. "Braaaak...!!, sedan itu menabrak sebuah pohon yang ada di tepi jalan. Orang-orang yang ada di sekitar pasar terkejut dan menghampiri sedan itu dan menolong orang yang berada di mobil tersebut.

Setelah mobil di tarik mundur, ternyata ada seorang paruh baya yang tergencet di bawah mobil tersebut, semua orang yang berkumpul di lokasi tersebut kaget bukan kepalang.
"Ada korban...ada korban..!, teriak salah satu warga. Ternyata korban mobil sedan itu, bukan saja orang yang ada di dalam mobil tersebut, Korban tersebut tak lain adalah ayah pemulung tadi yang sedang berjalan di trotoar menuju mesji untuk shalat.

Dengan segera warga segera membawanya ke rumah sakit. Tak lama ia dirawat dan mendapatkan pertolongan. Alhamdulillah Allah masih menolong ayah si anak ini. Namun sang anak yang belum tahu kalau ayahnya tertabrak mobil.

Setelah diberitahukan, iapun bergegas ke rumah sakit bersama ibunya. Di rumah sakit ia sangat terkejut dengan keadaan ayahnya yang luka parah. Ia yakin kalau ayahnya tidak bisa lagi bekerja untuk menafkahi keluarganya lagi.

Ia dan ibunya hanya pasrah, mereka menganggap ini cobaan dari Allah dan takdirNya. Seketika itu ayahnya sadar dan ia masih ingat bahwa ia belum menunaikan shalat Zuhur, Kemudian sang ayah meminta izin untuk bangun agar bisa shalat.

Sang dokter yang menangani ayah si pemulung ini, sangatlah takjub dan merasakan mukjizat yang terjadi di depannya. Walau si ayah ditabrak mobil dengan kecepatan tinggi, namun hanya lecet-lecet saja.
Setelah shalat zuhur, dokter menyarankan agar si ayah untuk beristirahat di rumah sakit, namun sang ayah menolak, ia bilang ia masih bisa berjalan, walau masih terasa sedikit sakit.

Tak lama kemudian datanglah sepasang orang tua menghampiri si ayah ini. "Assalamu'alaikum, perkenalkan kami orang tua supir yang tadi menabrak bapak, kami sekeluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya, jika bapak memerlukan perawatan, biar kami yang tanggung biayanya". Si ayah tersenyum dan menjawab salam "Wa 'alaikum salam warrah matullahi wabarakatuh, Owwh..tidak apa-apa kok pak, saya masih bisa jalan, bagaimana dengan anak bapak?".

Sepasang orang tua tadi terheran-heran mendengar jawaban si ayah ini. "Alhamdulillah anak kami cuma lecet dan sedikit memar, Allah masih menyelamatkan anak kami, pak. Sebenarnya anak kami tadi terburu-buru untuk acara sidang skripsinya, semalam ia tidak tidur, mungkin ia ngantuk tadi, kami mohon maaf sekali pak, jika bapak tidak berkenan, kami persilahkan untuk menuntut kami".
Kembali sang ayah tersenyum. "Sudahlah pak, saya juga ga apa-apa kok, Syukur Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya".

Pasangan orang tua tadi, akhirnya membayar biaya perawatan sementara ayah ini. Lalu keluarga si ayah pamit dan pulang meninggalkan rumah sakit.

Keesokan harinya si ayah bangun hendak melaksanakan shalat tahajjud, namun ia masih merasakan pegal dan ngilu di sekujur badannya, mungkin ini efek dari kecelakaan kemarin fikirnya. Setelah ba'da shubuh ia berniat untuk bekerja, namun ia tidak sanggup menggerakkan kakinya, akhirnya ia putuskan untuk tinggal di rumah untuk sementara waktu, tak lama si anak berpamitan untuk bekerja dan nanti langsung pergi ke sekolah.

Pagi semakin panas, jam menunjukkan pukul 8.00, si ayah bergegas mengerjakan shalat dhuha, Setelah shalat dhuha si ayah membaca beberapa ayat Al Quran, ketika sedang membaca, tiba-tiba "tok..tok..tok..Assalamualaikum..!" terdengar ketokan dari balik pintu rumahnya yang sangat sederhana itu.

"wa 'alaikum salam.." jawab si ayah. Kemudian si ibu membukakan pintu, ternyata yang datang adalah pasangan orang tua dari anak yang menabrak si ayah itu kemarin siang. Si ibu mempersilahkan masuk kepada pasangan orang tua itu.

Si ayah keluar dari kamar dengan sarung yang masih melilit dan kopiah yang masih terpakai.
"Maaf pak, kami mengganggu bapak. Maksud kedatangan kami kesini, selain meminta maaf, jua kami ingin mengajak bapak dan ibu, serta anak bapak untuk pergi umroh bersama kami, apa bapak dan ibu bersedia?".

Si ayah dan ibu sangat terkejut, kemudia dua-duanya mengucapkan syukur yang tak henti-hentinya atas permintaan sepasang orang tua ini.

Akhirnya si ayah pemulung ini bisa pergi umrah bersama keluarganya dan semua biaya umrah ditanggung oleh sepasang orang tua ini yang ternyata mereka punya usaha biro travel umroh terbesar di kota itu.

Posting Komentar

  1. cerita yang sangat menarik sekali dan saya sangat menyukati ini


    http://www.maxisbola.com/NewIndex.aspx

    BalasHapus

 
Top