"Hai anak muda, kenapa kau tidak bekerja seperti kebanyakan orang-orang di desa ini?, mereka berangkat pagi buta untuk mengais rejeki agar bisa hidup". Si anak muda hanya bisa berkata sambil menggeser posisi tubuhnya yang terbaring di dipan. "Hai Kakek, buat apa aku bekerja?, bisakah kau melihat harta yang sudah aku miliki saat ini, dengan ini saja aku tidak akan kekurangan" jawab si anak muda dengan sombong.
Si Kakek tersebut tidak menjawab, akan tetapi si kakek hanya berpesan kepada si pemuda agar tidak menyia-nyiakan masa muda dengan begitu saja. Tak lama kemudian si kakek berlalu, namun si pemuda kaya sombong tersebut tidak menghiraukan kepergian si kakek.
Hari berlalu begitu cepat. Si pemuda kaya yang sombong tampak kebingungan, hartanya semakin hari semakin menipis dan habis dengan cepat, semua itu ia gunakan untuk berfoya-foya dan untuk kesenangan sesaat saja.
Tiba pada waktunya, ia ingin makan namun tidak ada satupun makanan yang tersedia di dalam rumahnya dan ia pun kebingungan untuk mencari makan. Maka ia pun pergi ke pasar untuk bisa mendapatkan makanan yang ia makan di pagi itu.
Ia merasakan kesedihan dalam perjalanan menuju ke pasar, ia membayangkan ketika ia masih punya banyak harta tapi ia tidak mau ber-sedekah kepada orang yang membutuhkan, kini ia pun merasakan apa yang orang lain rasakan ketika ia masih punya banyak harta.
Penyesalan tinggal penyesalan, kini ia pun harus meminta-minta ke pasar untuk mendapatkan sarapan pagi yang cuma cukup untuk mengganjal perutnya saja. lalu ia terbayang ketika seorang kakek pada waktu lalu datang menghampiri dia.
Akhirnya ia bertaubat, dan ingin merubah hidupnya. Sekarang ia mulai sadar dan mulai bekerja di pasar sebagai kuli angkut beras. Lama kelamaan hidupnya berubah dan mulai kembali memiliki harta namun masih sedikit. Ia pun kini mulai ber-sedekah untuk saling berbagi kepada orang yang masih membutuhkan.
Akhirnya si pemuda malas kini telah menjadi orang yang telah berubah 180 derajat. Ia pun kini hidup dalam kecukupan harta namun ia memilih untuk hidup dengan harta yang tidak banyak namun ia masih bisa membantu orang lain yang masih kekurangan.
Hikmah dongeng anak ini adalah kita jangan sombong ketika kita memiliki harta yang banyak. Bantulah orang lain dan keluarkan harta kita untuk bisa membantu orang yang masih dibawah garis kemiskinan. Sesungguhnya harta yang kita miliki, disitu pula ada hak orang lain yang belum seberuntung kita. Semoga cerita anak ini bisa membawa hikmah kepada kita agar kita selalu diberi lindungan oleh Allah Swt. Amin
Posting Komentar