1. Bahtera Besar ( Membuat Kapal Besar ) QS.Hud ayat 32-38
Pada Suatu saat Malaikat Jibril turun menemui Nabi Nuh As, kemudian berkata " Ya Rasulullah Nuh As, Allah memerintahkan Anda dan kaum muslimin membuat bahtera besar di puncak bukit ". Nabi Nuh mendengar dengan takzim. "Gunakanlah kayu-kayu pembuat bahtera dari pohon besar yang pernah kau tanam. Dan pergunakanlah setiap waktu dengan sebaik-baiknya Ya Rasulullah, sebab adzab Allah akan segera datang." Setelah itu Malaikat Jibril pergi.
Nabi Nuh As segera mengumpulkan para sahabatnya, kaum muslimin yang mau mengikuti ajarannya. Beliau menyampaikan perintah Allah itu. "Allah akan memberikan petunjuk" kata sang Nabi. "Adzabnya akan segera datang. Sekarang mari kita bekerja keras dan tak membuang-buang waktu lagi untuk membuat kapal besar."
Kaum muslimin segera meninggalkan semua kegiatan sehari-harinya, lalu bekerja membuat bahtera besar. Mereka menebang semua pohon kayu raksasa yang tumbuh di negeri Armenia, lalu memotong-motongnya menjadi bilah-bilah papan. Dan mereka membawanya ke atas bukit. Lalu membuat bahtera yang sangat besar disana.
Melihat hal itu, semua orang kafir tertawa. Di Musim kemarau membuat kapal diatas bukit mereka anggap adalah perbuatan gila. Mereka jadi mengejek dan menertawakannya. "Mangapa mereka membuat kapal di puncak bukit? Bukan ditepi laut atau sungai?" kata seorang pemimpin orang Armenia. "Ha...ha...ha...". "Ayah! Ayah makin tidak waras rupanya!" ejek Kan'an anak Nabi Nuh As. "Itu akibat Ayah dikutuk oleh Tuhan-tuhan kami!" Nabi Nuh diam saja. Beliau terus bekerja dengan giat memmipin kaum muslimin. "Tetapi sungguh kami akan mengejek kalian seperti sekarang yang kalian lakukan! Saat itu kalian akan tahu siapa yang ditimpa adzab yang kekal dan menghinakan," kata Nabi Nuh akhirnya kepada Pemimpin Armenia yang terus mengejeknya. "Ya..yaa! Sesuatu yang menghinakan!" seru pengikut Nabi Nuh.
Tiba-tiba datang serombongan orang Armenia naik ke atas kapal. Lalu membuang semua kotoran menjijikan di dalamnya. Nabi Nuh menjadi sedih. Para pengikutnya saling berpandangan putus asa. Bagaimana mungkin membersihkan kotoran sebanyak itu? Pikir mereka. Sambil tertawa puas orang-orang kafir itu pergi. Tinggal seorang lagi yang memiliki badan borok dan pincang belum membuang kotorannya.
Atas kehendak Allah, ia terpeleset dan jatuh ke dalam tumpukan kotoran. Terjadilah Mukjizat! Tubuhnya yang borok menjadi mulus dan kakinya pulih kembali setelah badannya bergelimang kotoran teman-temannya. Melihat hal itu, orang-orang Armenia terkejut! Mereka pun berbondong-bondong balik naik ke atas kapal dan membawa pulang semua kotoran menjijikan itu untuk dijadikan obat. Atas pertolongan Allah, kapal mereka kini bersih kembali. Kemudian turun perintah Allah agar mereka juga mengumpulkan tiap jenis hewan sepasang-sepasang dan dimasukkan ke dalam bahtera itu.
Kan'an dan ibunya termasuk orang-orang yang menertawakan kaum muslimin. Ketika melihat mereka berdua, sang Nabi berjalan menghampirinya dan berkata dengan lembut. " Ini adalah kesempatan terakhir untuk bertaubat sebelum adzab allah tiba. Aku sangat berharap kalian berdua menyadari semua kesalahan selama ini dan..." "Nuh!" potong Kan'an tiba-tiba dengan ketusnya. "Kami tak butuh semua ocehanmu!" Nabi Nuh termangu sedih. " Mengapa kau tak memamnggilku ayah, Nak ?" Tanya beliau perlahan. "Sebab aku tak ingin punya seorang ayah tidak waras seperti kamu!" ujar Kan'an sambil mengajak ibunya pergi.
2. Banjir Besar ( QS. Huud, [ayat 40-41] ).
Tiba-tiba petir menggelegar di langit. Awan hitam yang pekat datang bergulung-gulung menghampiri wilayah Armenia dari segala penjuru. Awan itu tampak begitu dekat bumi, seolah-olah bisa disentuh bila kita melompat tinggi-tinggi. Air hujan mulai turun dari atas langit, semakin lama semakin besar. Nabi Nuh menghampiri sahabat-sahabatnya dan berseru. "Adzab Allah telah datang!" Lalu turun perintah Allah agar Nabi Nuh dan para sahabatnya segera memasuki bahtera raksasa buatan kaum muslimin. Dengan kekuasaan Allah semua jenis hewan dan kaum muslimin dapat tertampung di dalam bahtera raksasa itu.
Setelah itu pohon-pohon kecil tercabut dari akarnya dan beterbangan. Pasirpun berhamburan memasuki mulut dan telinga kaum yang ingkar. Petir meledak-ledak sambil menyambar-nyambar. Orang-orang Armenia jatuh bergulingan dan tersandung-sandung mencari tempat berlindung. Wajah mereka kini pucat pasi. Rasa takut menyergap diri masing-masing. Hujan lebat tumpah ruah dari langit. Ternyata dari sela-sela tanah, air memancar keluar dengan sangat deras. Seluruh wilayah kota sudah digenangi air sampai se lutut, sementara air terus naik dan naik.
Mereka amat ketakutan dan bercampur bingung. Mereka berlarian tak tentu arah. Air terus naik hingga ke atap-atap rumah penduduk. sambil tersaruk-saruk, orang-orang kafir berlarian ke atas bukit dan gunung-gunung di sekitar negeri Armenia.
Sementara itu kaum muslimin berdzikir dan melantunkan doa yang kemudian diabadikan di dalam Al-qur'an, "...dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Hud [ayat 11:41] ).
Tiba-tiba kapal Nabi Nuh mulai bergoyang...karena terdorong air. Kapal mulai berlayar di tengah badai dan hujan deras yang bergemuruh. Tengah kaum muslimin khusyuk berdoa di dalam kapal, orang-orang kafir tengah menangis dan menjerit ketakutan. Di dalam gelapnya cuaca mereka mencari-cari jalan mendaki bukit dan gunung-gung yang tinggi.
Acap kali kaki dan tangan mereka tergelincir karena batu-batu menjadi licin tersiram hujan. Petir tidak henti-hentinya menyambar-nyambar dan meledak-ledak dekat telinga mereka. Angin bertiup keras membuat tubuh mereka menggigil kedinginan. Sebagian yang lain tergeletak pasrah di lereng-lereng bukit . Dari kejauhan Nabi Nuh As memanggil-manggil anaknya Kan'an. Dia meminta Kan'an naik keatas kapalnya. Karena kekafirannya, Kan'an menolak untuk naik. Akhirnya Kan'an mati bersama orang-orang kafir lainnya.
Sumber: Buku Mukjizat para Nabi dan Rasul karya Ali Nurfadhillah penerbit Pustaka Sandro Jaya, Jakarta.
Posting Komentar