Hikayat Burung Kepodang dan Kakatua
Pada zaman dahulu, Burung Kakatua bersahabat baik dengan Burung Kepodang. Kedua Burung tersebut memiliki warna bulu yang sama yaitu kuning. Karena memiliki warna yang sama. Keduanya merasa mempunyai kesamaan satu sama lain. Suatu hari, persediaan kedua Burung sudah habis. Akhirnya, keduanya berecana untuk mencari pohon sagu untuk dipangkur.
Kedua Burung tersebut pun terbang mencari pohon sagu yang cukup besar, untuk persediaan makanan mereka. Akhirnya, mereka pun sampai dikebun sagu. Namun, mereka kebingungan memilih phon sagu yang mana untuk dipangkur. Semua yang ada di kebun mempunyai ukuran yang sama besar. Kedua Burung tersebut menetapkan satu buah pohon sagu yang sangat besar. Mereka langsung mematuk pangkal pohon menggunakan paruh keduanya. Memutuhkan waktu yang cukup lama agar pohon tersebut tumbang. Akhirnya, pohon itu pun tumbang.
‘’ Ayo teman, kita lanjutkan membelah pohon sagu ini. Aku tidak sabar untuk mendapatkan sagu yang enak ini dan langsung membawanya pulang.’’ Ujar Kepodang.
‘’ Tidak! Aku masih sangat lelah. Aku mau istirahat dulu. Kau lanjutkan saja sendiri, nanti akan ku bantu setelah beristirahat.’’ Jawab Burung Kakatua.
‘’ Aku tidak bisa mengerjakannya sendirian. Itu sangat membutuhkan waktu yang lama. Sebentar lagi menjelang sore. Ayolah, bantu aku sebentar saja. Lebih baik kita kerjakan bersama-sama, agar lebih cepat dan bisa pulang sebelum malam tiba.’’ Ujar Kepodang.
Namun, yang diajak bicara sama sekali tidak mempedulikan dan tetap beristirahat ditempatnya tanpa beranjak sedikitpun. Dengan berat hati, Kepodang pun mematuk-matuk pohon sagu hingga terbelah. Ia pun langsung memanggil sahabatnya.
‘’ Kakatua, cepatlah kemari. Batangnya sudah terbelah. Ayo, bantu aku untuk mempangkurnya. Lelahmu pasti sudah hilang.’’ Ujar Kepodang.
Kakatua pun langsung beranjak dan membantu Kepodang. Namun, baru saja sebentar memangkur. Ia langsung berhenti.
‘’ Lanjutkanlah sendiri, aku akan mencuci sagu ini.’’ Ujar Kakatua.
‘’ Nanti saja kita cuci sagu ini bersama-sama. Sekarang, kita pangkur semuanya dulu.’’ Sahut Kepodang.
‘’ Tidak, lebih baik kita langsung berbagi tugas. Kau lanjutkan memangkur dan aku akan mencuci sagu ini.’’ Ujar Kakatua.
Dengan berat hati, Kepodang akhirnya mengalah lagi. Ia pun bersabar menghadapi tingkah Kakatua yang sangat menjengkelkan. Tidak lama kemudian, Kepodang merasa perutnya mulai lapar. Ia pun berhenti memangkur dan langsung mendatangi Kakatua yang sedang asik mencuci.
‘’ Teman, sagu yang sudah kau cuci itu. Lebih baik sebagian kita masak untuk makan.’’ Ujar Kepodang.
‘’ Baiklah, karena kau sudah memintanya. Sekarang, buatlah perapian untuk memasak.’’ Jawab Kakatua.
Kepodang pun langsung melaksanakan perintah dari sahabatnya. Setelah tungku sudah sudah siap. Kakatua langsung menghampiri Kakatua untuk mengambil sagu.
‘’ Sudahlah, sebaiknya kau diam saja. Biarkan aku yang menuangkan sagu.’’ Kata Kakatua dengan kasar.
‘’ Hei Kakatua, kenapa kau sangat kasar sekali? Sebaiknya kita kerjakan bersama.’’ Sahut Kepodang.
‘’ Tidak, pokoknya aku sendiri yang menuangkan sagu ini.’’ Ujar Kakatua lagi.
Sagu itu pun dituang ke belanga oleh Kakatua. Namun, Kepodang yang sangat kesal menyiramkan sagu tersebut pada tubuh Kakatua. Kakatua pun sangat terkejut, tubuhnya putih dipenuhi oleh cairan sagu. Kakatua pun tidak mau kalah, ia langsug menggoreskan jelaga pada bulu Kepodang. Setelah kejadian itu, kedua Burung tersebut akhirnya berpisah.
Sejak saat itulah, Burung Kakatua berubah menjadi putih, sedangkan sebagian Bulu dari Burung Kepodang bernoda hitam karena sudah terkena jelaga belanga.
Kedua Burung tersebut pun terbang mencari pohon sagu yang cukup besar, untuk persediaan makanan mereka. Akhirnya, mereka pun sampai dikebun sagu. Namun, mereka kebingungan memilih phon sagu yang mana untuk dipangkur. Semua yang ada di kebun mempunyai ukuran yang sama besar. Kedua Burung tersebut menetapkan satu buah pohon sagu yang sangat besar. Mereka langsung mematuk pangkal pohon menggunakan paruh keduanya. Memutuhkan waktu yang cukup lama agar pohon tersebut tumbang. Akhirnya, pohon itu pun tumbang.
‘’ Ayo teman, kita lanjutkan membelah pohon sagu ini. Aku tidak sabar untuk mendapatkan sagu yang enak ini dan langsung membawanya pulang.’’ Ujar Kepodang.
‘’ Tidak! Aku masih sangat lelah. Aku mau istirahat dulu. Kau lanjutkan saja sendiri, nanti akan ku bantu setelah beristirahat.’’ Jawab Burung Kakatua.
‘’ Aku tidak bisa mengerjakannya sendirian. Itu sangat membutuhkan waktu yang lama. Sebentar lagi menjelang sore. Ayolah, bantu aku sebentar saja. Lebih baik kita kerjakan bersama-sama, agar lebih cepat dan bisa pulang sebelum malam tiba.’’ Ujar Kepodang.
Namun, yang diajak bicara sama sekali tidak mempedulikan dan tetap beristirahat ditempatnya tanpa beranjak sedikitpun. Dengan berat hati, Kepodang pun mematuk-matuk pohon sagu hingga terbelah. Ia pun langsung memanggil sahabatnya.
‘’ Kakatua, cepatlah kemari. Batangnya sudah terbelah. Ayo, bantu aku untuk mempangkurnya. Lelahmu pasti sudah hilang.’’ Ujar Kepodang.
Kakatua pun langsung beranjak dan membantu Kepodang. Namun, baru saja sebentar memangkur. Ia langsung berhenti.
‘’ Lanjutkanlah sendiri, aku akan mencuci sagu ini.’’ Ujar Kakatua.
‘’ Nanti saja kita cuci sagu ini bersama-sama. Sekarang, kita pangkur semuanya dulu.’’ Sahut Kepodang.
‘’ Tidak, lebih baik kita langsung berbagi tugas. Kau lanjutkan memangkur dan aku akan mencuci sagu ini.’’ Ujar Kakatua.
Dengan berat hati, Kepodang akhirnya mengalah lagi. Ia pun bersabar menghadapi tingkah Kakatua yang sangat menjengkelkan. Tidak lama kemudian, Kepodang merasa perutnya mulai lapar. Ia pun berhenti memangkur dan langsung mendatangi Kakatua yang sedang asik mencuci.
‘’ Teman, sagu yang sudah kau cuci itu. Lebih baik sebagian kita masak untuk makan.’’ Ujar Kepodang.
‘’ Baiklah, karena kau sudah memintanya. Sekarang, buatlah perapian untuk memasak.’’ Jawab Kakatua.
Kepodang pun langsung melaksanakan perintah dari sahabatnya. Setelah tungku sudah sudah siap. Kakatua langsung menghampiri Kakatua untuk mengambil sagu.
‘’ Sudahlah, sebaiknya kau diam saja. Biarkan aku yang menuangkan sagu.’’ Kata Kakatua dengan kasar.
‘’ Hei Kakatua, kenapa kau sangat kasar sekali? Sebaiknya kita kerjakan bersama.’’ Sahut Kepodang.
‘’ Tidak, pokoknya aku sendiri yang menuangkan sagu ini.’’ Ujar Kakatua lagi.
Sagu itu pun dituang ke belanga oleh Kakatua. Namun, Kepodang yang sangat kesal menyiramkan sagu tersebut pada tubuh Kakatua. Kakatua pun sangat terkejut, tubuhnya putih dipenuhi oleh cairan sagu. Kakatua pun tidak mau kalah, ia langsug menggoreskan jelaga pada bulu Kepodang. Setelah kejadian itu, kedua Burung tersebut akhirnya berpisah.
Sejak saat itulah, Burung Kakatua berubah menjadi putih, sedangkan sebagian Bulu dari Burung Kepodang bernoda hitam karena sudah terkena jelaga belanga.
Posting Komentar