Kisah Si Kancil Menipu Para Buaya
Dongeng Si Kancil Menipu Para Buaya |
"Hug-hug-Huuuu...! Dasar penipu...! Kau bilang mau dijadikan menantu, padahal Pak Tani mau menyembelihmu untuk dijadikan sate !"
Kancil memang bertubuh kecil, tapi otaknya cerdas, kalau adu lari pasti dia kalah, maka Kancil bersembunyi di balik rerumputan belukar, anjing tidak mengetahuinya dan terus mengejar.
"Dasar Anjing bodoh !"
Kata Kancil sambil tertawa.
Dengan hati-hati ia tutup jejak kakinya dengan debu supaya tidak diendus Anjing, benar ! Anjing itu ternyata tak mengetahui keberadaanku.
Cukup lama Kancil bersembunyi, setelah merasa aman ia keluar dari belukar. " Kukira sudah sangat jauh Anjing itu berlari, saatnya keluar nih !". Kancil berjalan ke arah yang berlawanan dengan Anjing hingga suatu ketika ia sampai di tepi sungai.
"Wah bagaimana cara menyebranginya? dan sepertinya sungai ini cukup dalam." Kancil merenung sejenak mencari akal. "Nah ketemu sekarang !" Ia berjalan ke arah rerumpunan pohon pisang yang masih kecil. Dengan sekuat tenaga ia dorong-dorong batang pohong pisang itu hingga satu persatu roboh. Hewan kecil ini mengira batang-batang pisang itu bisa menolongnya.
Lho ? Apakah yang akan diperbuatnya dengan batang pohon pisang itu ? Aha...ternyata si Kancil mau membikin rakit untuk menyebrangi sungai. Ia ikat satu persatu batang pisang itu sehingga berjajar rapi seperti rakit. Ia pernah melihat anak-anak petani bermain di sungai dengan rakit batang pisang. Kini ia ingin meniru apa yang pernah dilakukan anak-anak petani.
Agak lama, mengerahkan seluruh tenaganya akhirnya rakit itu jadi, ia tarik ke tepi sungai. " Aduh beratnya minta ampun." Kancil mengeluh. "Mana tenagaku sudah habis lagi, aku kelaparan. Aku harus bisa mendapatkan buah-buahan di seberang sana !"
Tanpa disadari Kancil seekor buaya besar mengintainya dari belakang dan ...Hup ! Dalam sekejap kaki Kancil sudah diterkan oleh sang buaya.
"Aduh pak Buaya ! Tunggu sebentar...!"
"Tunggu apalagi Cil ? Perutku sudah lapar nih !"
"Jangan kuatir pak Buaya, aku tak mungkin bisa melawanmu, tapi aku sedang lapar juga, jadi biarkan aku mencari makan dulu !"
Anehnya pak Buaya mau mendengar omongan Kancil, ia lepaskan gigitannya pada kaki Kancil.
"Jadi apa maumu Cil ?"
"Temanmu banyak kan pak Buaya ?"
"Ya, betul banyak Cil "
"Panggil mereka kesini !"
Pak Buaya memanggil teman-temannya, dalam waktu singkat teman-temannya segera muncul ke permukaan air. "Salah satu dari kalian harus mengantarku ke seberang untuk mencari makanan biar tubuhku jadi gendut dan cukup kalian santap bersama."
"Cil ! Kau jangan coba-coba menipuku ya ?" ancam pak Buaya. "Mana berani aku menipumu pak Buaya !". " Baiklah, sekarang kuantar kau ke seberang sungai, disana banyak makanan dan buah-buahan."
Hati Kancil senang sekali. Sementara pak Buaya punya rencana lain. Maka Kancil segera naik kepunggung pak Buaya untuk menyeberang. " Wah asyik ! kata kancil riang gembira." " Nikamatilah kegembiraanmu karena sebentar lagi kau akan masuk ke perutku." Pikir pak Buaya.
"Ingat Cil Jangan coba-coba menipuku," kata pak Buaya sambil menunggu di pinggir sungai, sementara Kancil mencari buah-buahan untuk disantap sepuasnya. Tak berapa lama Kancil muncul lagi dengan perut lebih gendut, rupanya sudah kenyang dia makan.
"Pak Buaya berapa jumlah temanmu ?"
"Banyak Cil "
"Banyak itu berapa dihitung donk !"
"Belum pernah kuhitung Cil !"
"Wah payah bagaimana cara membagi dagingku nanti ?"
"Baiklah, aku yang menghitung jumlah kalian, sekarang berbarislah dengan rapi membentuk jembatan hingga keseberang sana."
Para buaya berjajar rapi, Kancil meloncat dari punggung buaya ke punggung buaya lainnya sambil menghitung satu, dua, tiga, empat, hingga ia sampai di seberang sungai. Begitu sampai di seberang sungai Kancil melambaikan tangannya.
"Terima kasih pak Buaya dan selamat tinggal !". "Lho ? Cil kau jangan pergi begitu saja ! Aku belum memakanmu !". " Apa mau memakan dagingku? Sorry aja yah !" teriak Kancil sambil berlari sekuat tenaganya.
"Dasar Kancil! Kamu tak bisa dipercaya ! Penipu !" umpat para buaya. "Nggak apa-apa aku menipu kan hanya untuk menyelamatkan diri !"
"Kancil ! Kembalilah !" Teriak para buaya. Tapi Kancil terus berlari kencang tanpa menghiraukan para buaya yang hendak memangsanya.
Sumber : Kumpulan Dongeng Si Kancil Penerbit "Zahra Book" Penulis MB Rahimsyah AR
Cerita Dongeng Si Kancil yang lainnya :
Cerita Dongeng Si Kancil yang lainnya :
Posting Komentar